Kali ini info sosiologi ingin membagikan sebuah ulasan mengenai biografi dan karya yang dilahirkan salah satu tokoh sosiologi. Tokoh tersebut adalah Emile Durkheim. Berikut ulasan mengenai biografi dan karya yang dilahirkan Emile Durkheim.
Biografi dan Perjalanan Hidup Emile Durkheim
Emile Durkheim dilahirkan di Epinal Prancis yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga yahudi prancis yang saleh, ayah dan kakek Durkheim adalah seorang Rabi. Durkheim adalah seorang yang lebih mengutamakan modernitas dibandingkan agama, hal ini terbukti dari minatnya yang lebih cenderung ke arah bidang intelektualitas secular daripada religious. kebanyakan karya yang di buat dan ciptakan durkheim dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan sendiri didasarkan pada fenomena fenomena sosial bukan karena faktor ilahi.
Biografi dan Perjalanan Hidup Emile Durkheim
Emile Durkheim dilahirkan di Epinal Prancis yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga yahudi prancis yang saleh, ayah dan kakek Durkheim adalah seorang Rabi. Durkheim adalah seorang yang lebih mengutamakan modernitas dibandingkan agama, hal ini terbukti dari minatnya yang lebih cenderung ke arah bidang intelektualitas secular daripada religious. kebanyakan karya yang di buat dan ciptakan durkheim dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan sendiri didasarkan pada fenomena fenomena sosial bukan karena faktor ilahi.
sebagai mahasiswa, Emile Durkheim merupakan mahasiswa yang cepat matang. ia masuk ke Ecole Normale Superieure pada 1879. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya.
bagi seseorang yang memiliki pandangan seperti Durkheim, tidak mungkin untuk mendapat pengangatan yang penting di bidang akademik Prancis, oleh karena itu dia menempuh pendidikan selama setahun di Jerman. kemudian ia pergi ke Bordeaux
pada 1887 yang saat itu baru saja membuka pusat pendidikan guru yang pertama di prancis. Ia mengajar pedagogi dan ilmu-ilmu sosial yang merupakan sebuah posisi baru di prancis. di Fakultas Sastra di Bordeaux.
Karya yang Dilahirkan Emile Durkheim
Pada 1893 ia menerbitkan “The division of Labour in Society”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “The Rules of Sosiological Method ”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'AnnĂ©e Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan, dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Suicide”, sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
Pada
1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat
di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena universitas-universitas
Prancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk
sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar,
kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang,
pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik,
Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara
permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan
sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir
“Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagamaan”.
Perang Dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis. Ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negaranya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana membuat ia menjadi sasaran dari kelompok golongan kanan Prancis yang berkembang.
Salah satu perhatian Durkheim yang paling utama adalah
bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa
modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak
ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern,
Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap
fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer, Durkheim adalah salah satu orang
pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat
dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan
dan keseimbangan masyarakat, suatu posisi yang kelak dikenal sebagai
fungsionalisme.
Emile Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekedar jumlah dari seluruh bagiannya. ia menitik beratkan pada "fakta-fakta sosial". istilah yang digunakan nya untuk menjelaskan fenomena yang ada dengan sendirinya dan tidak pada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial.
Dalam bukunya “The Division of Labour in Society” (1893), Durkheim meneliti bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Para penulis sebelum dia seperti Herbert Spencer dan Ferdinand Toennies berpendapat bahwa masyarakat berevolusi mirip dengan organisme hidup, bergerak dari sebuah keadaan yang sederhana kepada yang lebih kompleks yang mirip dengan cara kerja mesin-mesin yang rumit. Durkheim membalikkan rumusan ini, sambil menambahkan teorinya kepada kumpulan teori yang terus berkembang mengenai kemajuan sosial, evolusionisme sosial, dan darwinisme sosial. Ia berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisional bersifat ‘mekanis’ dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya.
Menurut Emile Durkheim dalam kehidupan masyarakat traditional bahwa kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual, norma-norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi. Dan ia mengemukakan bukti-bukti sejarah menunjukan bahwa individualisme, yang oleh para emikir sosial konservatif dianggap bertanggung jawab atas runtuhnya tatanan sosial, sebenarnya adalah produk sosial juga, yang hanya terdapat pada masyarakat-masyarakat yang kompleks dan berdasarkan pembagian kerja.
Sedangkan dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang ‘mekanis’, misalnya, para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif – seringkali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif.
Durkheim kemudian mengembangkan konsep tentang anomie dalam "Suicide", yang diterbitkannya pada 1897. Dalam bukunya ini, ia meneliti berbagai tingkat bunuh diri di antara orang-orang Protestan dan Katolik dengan menggunakan statistik untuk membuktikan jumlah rata-rata bunuh diri berfariasi sesuai dengan perubahan solidaritas sosial, dan hal tersebut menjelaskan bahwa kontrol sosial yang lebih tinggi di antara orang Katolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang mempunyai suatu tingkat keterikatan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integrasi sosial. Tingkat integrasi sosial yang secara abnormal tinggi atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya tingkat bunuh diri: tingkat yang rendah menghasilkan hal ini karena rendahnya integrasi sosial menghasilkan masyarakat yang tidak terorganisasi, menyebabkan orang melakukan bunuh diri sebagai upaya terakhir, sementara tingkat yang tinggi menyebabkan orang bunuh diri agar mereka tidak menjadi beban bagi masyarakat. Dan dapat disimpulkan bahwa tindakan bunuh diri yang tampaknya bersifat pribadi itu sebenarnya merupakan respons terhadap kekuatan sosial. Menurut Durkheim, masyarakat Katolik mempunyai tingkat integrasi yang normal, sementara masyarakat Protestan mempunyai tingat yang rendah. Karya ini telah mempengaruhi para penganjur teori kontrol, dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik.
Pada akhirnya, Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat 'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti "Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Agama" (1912) dan esainya "Klasifikasi Primitif" yang ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua karya ini meneliti peranan yang dimainkan oleh agama dan mitologi dalam membentuk pandangan dunia dan kepribadian manusia dalam masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis'.
Demikianlah ulasan mengenai biografi, perjalanan hidup, sepak terjang hingga karya yang dilahirkan Emile Durkheim semasa hidupnya. Semoga ulasan mengenai biografi dan karya Emile Durkheim ini dapat menjadi bahan rujukan, penyulut semangat serta dapat menjadi refleksi untuk kaula muda dalam berprestasi.
0 komentar: